Sabtu dini hari.

Pukul 00.03 WIB.

Mata ini susah terpejam.

Kubiarkan kembali jari ini menari-nari di atas papan ketik laptopku.

Membawa anganku terbang mengulang kembali cerita kemarin yang belum aku tinggalkan di negeri atas awanku.

Jum'at 29 Maret 2019. Deretan kegiatan sudah siap menati.

Dari aktivitas rutinku mengajar IPS di SMP Negeri 4 Bobotsari jam pertama dan kedua di kelas 7B. Dengan terpaksa hanya bisa aku penuhi di jam pertama. Karena ada kegiatan lain yang sudah menanti.

Tepat pukul 08.00 WIB kegiatan keduaku kujalani. Kegiatan pribadi sebagai seorang emak untuk putrinya. Di SMA Negeri 1 Bobotsari untuk do'a bersama jelang Ujian Nasional Sulungku Fauziyyah Noumi Restu Pradani.

Datang di acara putriku ibarat pepatah "Sambil menyelam minum air". Karena datang di SMA Negeri 1 Bobotsari bagiku jadi mengingatkan aku akan sekolah ini.

Tahun 1996 aku lulus dari SMA Negeri 1 Bobotsari. Artinya aku alumni sekolah ini.

Kujadikan momen langka ini untuk bertemu dengan sebagian bapak ibu guru yang begitu banyak berjasa hingga aku bisa seperti ini. Sekedar melepas rindu, anak pada orang tua.

Tidak hanya itu kenanganku di SMA ini. Selain alumni sebagai siswi, aku juga alumni guru di sekolah ini.

Tahun 2001 setelah aku selesai menempuh pendidikan S1, aku mengabdi di SMA Negeri Bobotsari sebagai staf tata usaha. Tentunya sebagai tenaga honorer.

Tahun 2003 karena aku selesai mengambil Akta Mengajar, dengan kebaikan Kepala Sekolah Bapak Sucipto Harmono dan bapak ibu guru yang lain, aku diberi kesempatan untuk mengajar mata pelajaran ekonomi sesuai jurusanku.

Sampai tahun 2005, saat ada kesempatan penerimaan Guru Bantu di Pemerintah Kabupaten Purbalingga aku salah satu dari tenaga guru yang mendapatkan kesempatan untuk menerima SK Bupati sebagai Guru Bantu di salah satu SMP Negeri di lingkungan Kabupaten Purbalingga.

Tepatnya di SMP Negeri 2 Bobotsari SK Guru Bantuku. Yang pada akhirnya di tahun 2008 aku menerima SK Bupati Purbalingga sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dan ditempatkan di SMP Negeri 4 Bobotsari sampai sekarang.

Kemarin, Jum'at 29 Maret 2019 saat langkah kakiku kembali memasuki gerbang SMA Negeri 1 Bobotsari ada sebongkah rasa bahagia bergelayut manja di dalam dada.

Beribu rasa terpendam yang semakin menggelora. Rasa kangen yang begitu menumpuk untuk bapak ibu guruku saat SMA dan teman-temanku saat bersama-sama mengabdi di sana.

Bisa kembali berjabat tangan dengan bapak Suyono yang dulu mengajar mata pelajaran Agama Islam saat aku jadi siswa. Sekaligus guru terbaik yang begitu tulusnya mengajariku juga ketika aku pertama kali mengabdi jadi staf tata usaha. Senyum tulus dan do'a beliau kembali bisa kulihat, yang kini kudapatkan juga do'a tulusnya untuk putri sulungku dalam do'a bersama jelang Ujian Nasional.

Ada Bu Rina, Bu Retno, Bu Endang, Pak Adi, Pak Dwi Margono, Bu Imas, Pak Dwi Suryadi dan Pak Tunggal. Mereka semua sebagian dari bapak ibu guru yang sangat berjasa hingga aku bisa menjadi seperti ini. Sekaligus juga sebagai teman yang senantiasa membimbingku saat aku mengabdi.

Kutemui juga sahabat seperjuanganku, Pak Handoyo, Bu Nila, Bu Puji dan Pak Gunanto pak kyai. Mereka sebagaian teman-teman yang dulu sama berjuang mengabdi di SMA Negeri 1 Bobotsari. Kini mereka semua menjadi orang tua untuk Noumi di sekolah.

Walau tidak semua bapak ibu guru dan teman-temanku di SMA Negeri 1 Bobotsari bisa kutemui, namun setidaknya rasa rindu ini sudah terobati.

Acara demi acara kuikuti dengan Sulungku. Hingga tepat pukul 11.00 WIB aku tinggalkan kenangan laluku lagi seiring langkah kaki ini untuk kegiatan lain yang menanti.

Berpacu dengan waktu, segera aku bergegas menuju acara ketigaku. Acara Workshop Penulisan Buku khusus sekolah binaan Bapak Bangun pracoyo, S.Pd. M.Pd sebagai pegawas sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga.

Kegiatan ini dilaksanaka di SMP Negeri 1 Bukateja. Salah satu sekolah binaan beliau.

Kutinggalkan satu sesi acara workshop ini, karena acara keduaku di SMA Negeri 1 Bobotsari sebelumnya. Namun ini tak menyurutkan semangatku untuk mengikuti kegiatan ini sampai selesai.

Materi penulisan buku kuterima kembali. Ini kali kedua aku mengikuti kegiatan yang sama dengan narasumber yang berbeda.

Kembali bergelora mimpi manisku untuk bisa memiliki sebuah buku. Buku yang nantinya bisa kutinggalkan sebagai kenangan yang abadi untuk perjalananku di negeri atas awan. Dunia maya, negeri awang-awang.

Aku yakini akupun bisa seperti nara sumber punya sebuah buku. Aku rela malam ini menyelesaikan naskah terakhir untuk buku perdanaku.

Kujadikan menulis sebagai pengisi waktu luangku. Bukan karena bakat, tapi ini haya sekedar mengejar mimpi. Mimpi seorang emak untuk anak-anaknya. Agar kelak mereka bisa mengulang dan mengulang kenangan emak dengan membacanya.

Naskah terakhir di buku perdanaku ini semoga bisa menginspirasi kembali agar esok aku bisa membuat buku yang lebih baik lagi. Mungkin mimpi ini terlalu tinggi, tapi akan kucoba meraihnya.

Tepat pukul 01.09 WIB aku memasuki paragraf ini. Kudengar ayam jantan mulai berkokok. Namun jari ini masih mau menari, melanjutkan rangkaian kata.

Mengejar naskah untuk segera kuselesaikan. Agar bisa ku jadikan sebuah buku. Seperti Bu Tri Khasanah, S,Pd narasumber kedua di acara workshop kemarin, penulis tiga buku yang sangat menginspirasi. Walau aku bukan salah satu dari tujuh orang yang mendapatkan buku hasil karya nara sumber acara ini.

Namun aku masih bermimpi, bisa menerbitkan buku perdana ini.

Sepertinya mata ini sudah mulai mengantuk. Ku akhiri tulisan ini. Akan aku bawa dalam mimpi kembali. Mimpi emak di atas awan, yang kelak tidak akan pernah bisa dilupakan.

Anak-anakku Fauziyyah Noumi Restu Pradani, Jauharah Nur 'Aini dan Hibatullah Tamaam. Semoga lelah emak hari ini akan terbayar kelak untuk kalian. Salam cinta dan peluk mesra dari emak. Mcuah...Mcuah....Mcuah................................ Jadilah kalian permata emak, anak-anak sholeh dan shalekhah. Yang senantiasa mendo'akan emak.